Bhagawan Sri Sathya Narayana
Mantra Gayatri adalah doa universal yang tercantum dan diabadikan dalam Weda, kitab suci paling purwakala. Mantram Gayatri tercantum dalam Rg. Weda III.62.10.
Mantra Gayatri ditemukan oleh Maharsi Visvamitra. Mantram Gayatri membuat Maharsi Visvamitra mampu menggunakan berbagai senjata langka yang mematuhi kehendaknya bila mantra itu diucapkan dengan penuh keyakinan. Maharsi Visvamitra lah yang menginisiasi Rama dalam misteri pemujaan Surya melalui mantra Aditya Hrdayam. (Sathya Sai Vahini : hal 183 - 184).
Mantra Gayatri adalah doa yang dapat diucapkan dengan penuh kerinduan oleh pria dan wanita dari segala Agama, bangsa, kepercayaan sepanjang masa. Pengulangan mantra ini akan mengembangkan (kemampuan) akal budi (Sathya Sai Speak, V : 58).
Ucapkanlah Mantra Gayatri. Mantra Gayatri adalah sbb :
"Om bhur bhuvah svah tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah prachodayat.”
Terjemahannya :
- Om : Para Brahman, Tuhan Yang Mahabesar.
- Bhur : Bhu Loka, (alam fisik). Ini juga menunjuk pada tubuh (Bhuwana Alit) yang terbuat dari lima unsur (Panca Maha Bhūta). Elemen kelima ini membentuk prakrethi, alam.
- Bhuvah : alam tengah, Bhuvah juga merupakan prana sakti. Meskipun demikian prana sakti hanya dapat menghidupkan tubuh karena adanya Prajnanam. Karena itulah, maka Weda menyatakan, “Prajnanam Brahman”, Tuhan adalah kesadaran yang selalu utuh dan menyeluruh selamanya.
- Svah : Svarga Loka, tempat para dewa.
- Tat : Paramatma, Tuhan atau Brahman.
- Savitur : Itu atau Ia yang merupakan asal muasal segala ciptaan ini.
- Warenyam : patut disembah.
- Bhargo : sinar cahaya atau kecemerlangan spiritual, terang yang mempengaruhi kebijaksanaan.
- Devasya : kenyataan Tuhan.
- Dhimahi : kita bermeditasi.
- Dhiyo : Budi, intelek.
- Yo : yang.
- Nah : kita.
- Pracodayat : populasi.
Mantra Gayatri dapat diterjemahkan dengan berbagai cara. Salah satu terjemahan itu adalah sbb :
"Om kita bermeditasi pada cahaya spiritual, kenyataan Tuhan yang Mahatinggi dan patut disembah, sumber alam eksitensi (fisik, astral, surga), semoga Tuhan Yang Maha Tinggi itu menerangi Budi (agar kita dapat menyadari kebenaran tertinggi)". (Sanatana Sarathi, 1995 : 234). Juga, "Bangkitkanlah kemampuan wiwekaku oh Tuhan, dan bimbinglah aku" (Gita Vahini).
Mantra Gayatri merupakan Ibu Weda (Gayatri Chandasam Mata, Weda Mata). Mantra Gayatri adalah 'Anna Purna', 'Ibu Jagad Raya', kekuatan yang menjiwai segala kehidupan. Bila kita dilindungi oleh Ana Purna, Tuhan sebagai Ibu, kita tidak perlu menangis untuk pangan dan papan. Mantra Gayatri dianggap sebagai intisari ajaran Weda (Weda Sara). Seseorang boleh saja lupa, atau terlupakan atau tidak ingat mantra lainnya, tapi jangan sekali-kali sampai tidak hapal atau tidak ingat dengan mantra Gayatri.
Dewi Gayatri juga dikenal sebagai dewi berwajah lima (Pancha Mukhi Swaroopam). Dari kelima wajah ini terpancar lima kekuatan hidup (Pancha Prana), yaitu :
- Wajah pertama menandakan : Om.
- Yang kedua adalah : Bhur Bhuvah Suvah.
- Yang ketiga adalah : Tat Savithur Varenyam.
- Wajah keempat adalah : Bhargo Devasya Dhemahi.
- Wajah kelima adalah : Dheyo Yo Nah Prachodayat.
Mantra Gayatri adalah Kebenaran. Kebenaran adalah hal yang berlaku sepanjang masa, dulu, sekarang, dan akan datang. Mantra Gayatri secara tidak langsung menyatakan kebenaran empat Mahawakya (pernyataan agung) yang tercantum dalam empat Weda yaitu :
- PRAJNANAM BRAHMAN : Kesadaran adalah Brahman (dari Taitareya Upanisad, dalam Rg Weda)
- AHAM BRAHMA ASMI : Aku adalah Brahman (dari Brhadaranyaka Upanisad dalam Yayur Weda).
- TAT TWAM ASI : Engkau adalah Aku (dari Chandagya Upanisad dalam Sama Weda)
- AYAM ATMA BRAHMA : Diri sejati ini adalah Brahman (dari Mandukya Upanisad dalam Atharwa Weda).
Gayatri mempunyai tiga nama : Dewi Gayatri, Dewi Savitri dan Dewi Saraswati. Ketiganya ada dalam diri setiap manusia. Gayatri adalah penguasa Indera, Sawitri adalah penguasa prana (daya hidup atau energi hayati), Saraswati adalah yang menguasai aspek bicara. Ketiganya melambangkan kemampuan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Karana sudhi).
Orang yang mengucapkan mantra Gayatri harus menjaga agar hatinya selalu murni. Untuk mencapai kemurnian dan keselarasan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan (Tri Karana Sudhi) Bhagawan mengajarkan 5 hal yaitu :
- Jangan berpikir yang jahat, pikirkanlah apa yang baik.
- Jangan melihat yang jahat, lihatlah apa yang baik.
- Jangan mendengar yang jahat, dengarkanlah apa yang baik.
- Jangan membicarakan yang jahat, bicarakanlah apa yang baik.
- Jangan melakukan yang jahat, lakukanlah apa yang baik. (Wacana musim panas, 1990 : 114).
Mantra Gayatri ditujukan kepada Tuhan baik yang Imanen maupun Transenden (Tuhan yg berada dalam kesadaran makhluk dan segala sesuatu, tetapi juga melampaui segala sesuatu) disebut Savita, yang artinya 'asal segala sesuatu'. Gayatri berada dimana mantra itu diucapkan (Santana Sarathi, 1995 : 235).
Mantra Gayatri mempunyai tiga unsur yang terdapat dalam pemujaan kepada Tuhan yaitu : Pujian, Meditasi, dan Doa.
- Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya, ini menunjukkan sifat-sifat Tuhan, pujian - pujian kepada Tuhan. Pujian kepada Savita, mula-mula Tuhan dipuja dulu.
- Dhimahi, berkaitan dengan meditasi. Meditasi kepada Savita, Tuhan direnungkan dengan khidmat.
- Dhiyo yo nah pracodayat, doa. Berdoa kepada Savita, memohon agar Tuhan membangkitkan dan memperkuat akal budi atau kemampuan pertimbangan yang bijak dalam diri kita.
Saat yang baik untuk mengucapkan Mantra Gayatri yaitu : subuh, tengah hari dan senja. Saat-saat tersebut dikenal sebagai Sandhya Kalam. Saat mandi kita membersihkan tubuh kita. Oleh karena itu, kita juga menggunakan kesempatan ini untuk sekaligus membersihkan pikiran dan budi kita dengan mengucapkan Mantra Gayatri saat mandi.
Pengucapan Mantra Gayatri harus benar, jelas, tegas, hati yang murni, tidak tergesa-gesa. Pengucapan mantra Gayatri yang tidak benar, main-main akan menimbulkan efek sebaliknya, akan menyelubungi orang yang bersangkutan dengan kegelapan.
Orang yang mengucapkan Mantra Gayatri secara teratur dengan penuh keyakinan akan memperoleh manfaat sbb :
- Mantra Gayatri membebaskan orang yang mengucapkannya dari berbagai penyakit (Sarwa roga nivarine Gayatri).
- Mantra Gayatri menangkis atau mencegah segala sesuatu yang buruk (Sarwa dukha parivarine Gayatri).
- Mantra Gayatri pengabul segala keinginan (Sarva vancha phalasri Gayatri).
- Mantra Gayatri menyelamatkan orang yang mengucapkannya (Gayantham thayathe ithi Gayatri).
- Dan berbagai jenis kesaktian akan muncul dalam diri orang yang dengan teratur dan bersungguh-sungguh mengucapkan Mantra Gayatri. (Sanatana Sarathi, 1995 : 236)
Semakin sering seseorang mengucapkan Mantra Gayatri, semakin besar manfaat yang diperoleh. Oleh karena itu kita terus melakukan japa Gayatri (bisa di dalam hati) tanpa henti kapan saja, dimana saja; baik di dalam bus, mobil, kereta api, pesawat terbang, di pasar maupun di jalan raya. Mantra Gayatri akan melindungi yang mengucapkan. Selain itu dengan selalu mengucapkan japa Gayatri maka 'Brahmaprakasa' cahaya Brahman akan turun kepada kita dan menerangi jalan spiritual kita.
Sebaiknya kita mengucapkan Mantra Gayatri sekurang-kurangnya 108 kali (satu putaran japa mala) setiap pagi. Ini hanya memakan waktu 15 menit. Duduklah menghadap ke Timur atau Utara dengan sikap Padmasana, atau siddhasana, atau vajrasana, atau dalam sikap apapun lainnya yang menyenangkan bagimu. Duduklah di atas tikar atau alas, untuk melindungi tubuh dari tanah. Setelah duduk dalam sikap yang dipilih, hindari gerakan yang tidak perlu. Jagalah agar punggung, leher, kepala tegak. Jangan merasa takut. Duduklah dengan tekad yang bulat untuk menyadari kebenaran. Lalu ucapkanlah Mantra Gayatri berulang-ulang (dengan sarana Japamala atau genitri atau tasbih). Setelah selesai mengucapkan mantra Gayatri harus mengucapkan shanti tiga kali, untuk memberikan ketenangan batin pada 3 hal dalam diri kita : badan, pikiran dan jiwa.
Manusia lupa dengan sifat yang sejati karena kemelekatannya pada tubuh. Kesenangan tubuh dijadikan tujuan hidup dan ia melibatkan dirinya dalam kesengsaraan. Tubuh itu ibarat mobil dan Atma pengemudinya. Manusia melupakan peran yang sesungguhnya sebagai pengemudi, dan tubuh hanyalah kendaraan, yang dianggapnya sebagai diri sejati. (Santana Sarathi, 1995 : 233, 234).
Kedua Mata kita dipusatkan pada tujuan duniawi dan fana, tidak dapat melihat keindahan dan keagungan alam jiwa. Mantra Gayatri diberikan sebagai mata ketiga (Cakra ajna) untuk mengungkapkan pandangan batin kepada kita. Dengan pandangan batin ini kita dapat menyadari Brahman.
Pada upacara Upanayanam (kalau di Bali Mawinten Sastra/Saraswati untuk murid-murid, atau anak yg sdh berusia 5 th, atau sudah tanggal gigi, keterangan pen) yang diselenggarakan di Prasanthi Nilayam, Puthaparti, India, tanggal 17 Maret 1983, Bhagawan memberitahukan kepada pelajar dan Mahasiswa sbb :
"Kalian boleh mengucapkan atau tidak mengucapkan mantra lain, tetapi ingatlah, dengan mengucapkan mantra Gayatri manfaatnya dapat kau saksikan. Dengan terus menerus mengucapkan mantra Gayatri, kalian akan mencapai keadaan memuaskan, suatu perasaan bahwa Anda telah mencapai sesuatu”.
Ada makna lebih mendalam mengapa mantra Gayatri ini diberikan kepada anak kecil/pelajar. Di dalam mantra ini terdapat mantra penutup, "Dhiyo Yo nah pracodayat" artinya : Sebelum engkau diberikan mantra ini, secara intelektual engkau terbelakang, secara mental engkau malas, dan secara mental engkau memiliki sifat negatif. Tatapi setelah engkau diberikan mantra Gayatri akal budimu menjadi lebih tajam, engkau menjadi lebih giat, lebih bersemangat, dan tentu saja memenuhi syarat untuk memperoleh nilai yang lebih baik, peringkat yang lebih baik, dan kelas utama.
Mantra yang utama dan paling ampuh kesaktiannya dari segala mantra sakti adalah mantra Gayatri. Mantra Gayatri merupakan kehidupan dan penopang setiap pencari kebenaran yang percaya pada keampuhan, kesaktian, serta kemuliaannya, apapun agama, kepercayaan, bangsa orang yang bersangkutan. Hanya keyakinan dan kemurnian hati yang diharapkan.
Sesungguhnya mantra Gayatri dapat diibaratkan dengan baju baja spiritual yang tidak terkalahkan, kubu pertahanan sejati yang menjaga dan melindungi orang yang mengucapkannya, berubah menjadi orang yang bersifat ketuhanan, dan diikuti dengan cahaya cemerlang mencapai spiritual tertinggi (Swami Sivananda Saraswati, 1887 - 1963).
Sukla Yayur Weda XXXVI : 2, menganjurkan agar ujaran atau kata Weda yang bermanfaat (Vacham Kalyanim) disebarkan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan kasta, kepercayaan, atau jenis kelamin.
Sekarang sudah tiba saatnya, sebagaimana dinyatakan oleh Svami Vivekananda pada th 1901, bahwa Weda dan mantra Gayatri harus disebarluaskan kepada semuanya, sebagaimana zaman dahulu tanpa memandang kasta, kepercayaan, jenis kelamin. Weda inilah satu-satunya sumber yang dapat kita percaya dan setiap orang berhak atasnya (Swami Mukhyananda, 1989 : 48, 49. Sri Ramakrisna Math, Mylapore, Madras).***
(Bhagawan Sri Sathya Narayana).


Tidak ada komentar:
Posting Komentar